PENGERTIAN TEMBANG PUCUNG ATURAN PENULISAN DAN CONTOH TEMBANG
Tembang pucung adalah salah satu jenis lagu atau syair yang
menjadi salah satu jenis tembang dari 12 tembang macapat dalam sastra
jawa,tembang pucung ini populer di daerah jawa tengah serta jawa timur bagian
barat,tembang pucung atau kadang orang jawa menyebutnya sebagai pocung banyak
dipakai atau dinyanyikan dalam pagelaran seni terutama seni ketoprak dan wayang
orang.
Tembang ini memiliki makna yang dalam,secara harafiah kata
pucung mengacu pada pocong,jenasah yang dibungkus dengan kain kafan agar selalu
mengingatkan bahwa hidup di dunia ini sementara dan pada hakikatnya kita semua
menuju ke kematian.
Selain itu kata pucung mengacu pada istilah “cung” atau
kuncung,jenis potongan yang hanya
menyisakan potongan rambut di bagian depan,oleh sebab itu tembang pucung selalu
identik dengan karakter atau watak yang jenaka,lucu dan kocak.
Tembang ini biasanya dibuat dengan lirik berupa
tebak-tebakan,teka-teki ataupun pantun dengan berpatokan pada guru gatra,guru
lagu dan guru wilangan,guru gatra berarti larik atau baris,dalam membuat
tembang pucung terdiri dari 4 baris,guru wilangan adalah jumlah suku kata atau
pemilahan kata sebagai contoh kata guru mempunyai dua suku kata yaitu gu & ru,dalam tembang pucung jumlah
suku kata terdiri dari 12,6,8,12.
Artinya
1.
Baris pertama terdapat 12 suku kata
2.
Baris kedua memiliki 6 suku kata
3.
Baris ketiga mempunyai 6 suku kata
4.
Baris keempat atau terakhir mempunyai 12 suku
kata
Sedangkan guru lagu adalah bunyi vokal dalam setiap akhir
baris dalam tembang pucung,memiliki aturan yaitu u,a,i,a
Karena tembangnya yang mempunyai sifat,lucu,dan
jenaka,biasanya tembang ini sering dinyayikan oleh para dagelan atau
pelawak,biarpun bersifat seperti itu tidak mengurangi setiap maknanya agar kita
selalu menjalani kehidupan di dunia ini dengan riang gembira entah itu dalam
keadaan senang maupun sedih.
Sejarah tembang ini menurut wikipedia adalah tembang yang
dituliskan pertama kali dalam serat wedhatama,yang secara formal ditulis oleh
KPGAA Mangkunegara,walau demikian didapat indikasi bahwa penulisnya lebih dari
satu orang.
Serat ini dianggap sebagai salah satu puncak estetika sastra
jawa pada abad ke-19 dan memiliki karakter mistik yang kuat,berbentuk tembang
yang biasa dipakai pada masa itu,serat ini terdiri dari 100 pupuh atau bait
tembang macapat dan pucung termasuk salah satunya.
Contoh
tembang pucung
Tema jenaka
Luweh penak nitih onthel timbang mlaku (12U)
Guyon karo kanca (6a)
Ojo koyo rudi (6i)
Dijak dolan malah lungo menyang bali (12a)
Tema percintaan
Tresno iku kudu setyo lan satuhu (12u)
Tumrap marang garwa (6a)
Urip soho pati (6i)
Welas asih kang utomo dudu banda (12a)
Tema Ilmu
Sregepo anggonmu sinau lan ngaji (12u)
Ilmu kang utama (6a)
Lan sing ngati-ngati (6i)
Ilmu sejati amung sing nduwe gusti (12a)
Post a Comment for "PENGERTIAN TEMBANG PUCUNG ATURAN PENULISAN DAN CONTOH TEMBANG"